Tragedi Pesawat Lion Air JT-610 dan Pesan Dibalik Peringatan Mematikan HP

(Sekedar Informasi Penting Yang Bisa Anda Bagikan Ke Semua Teman Anda Yang Kerap Naik Pesawat)

Pagi tadi, selepas jam 09.00...
Ada hal menarik yang tiba-tiba Pakde Fu temukan dibeberapa grup Whatsapp yang mana digrup tersebut, Pakde turut sebagai sosok yang meramaikan grup dengan aneka postingan bernuansa keilmuan dan juga iklan terkait aneka program yang Pakde Fu tawarkan melalui blog http://hypnotarotbekasi.blogspot.com.

Postingan tersebut tiada lain adalah postingan terkait dengan Jatuhnya Pesawat Lion Air JT-610 Jurusan Jakarta- Pangkal Pinang di sekitar kawasan Karawang.

Tentu saja yang terjadi setelah jatuhnya Pesawat Lion Air JT-610 itu adalah banyaknya dugaan demi dugaan mengenai detail kejadian yang dialami oleh pesawat tersebut (baik pada waktu sebelum kejadian, saat kejadian maupun pasca kejadian nahas itu). Dan salah satu poin panas yang terus hangat dibicarakan oleh khalayak masyarakat kita tentu saja adalah penyebab utama terjadinya kecelakaan pesawat Lion Air tersebut yang salah satu dugaannya adalah :

Karena Kebiasaan Buruk Masyarakat Kita Yang Masih SULIT BAHKAN TIDAK MAU MEMATUHI LARANGAN PENGAKTIFAN DAN PENGGUNAAN HANDPHONE OR SMARTPHONE selama berada di dalam pesawat terbang.

Akan tetapi memangnya bisa se-BERBAHAYA apa tho apabila ada diantara para penumpang pesawat terbang yang masih saja nekad menyalakan dan bahkan mengaktifkan penggunaan HP/GADGET or SMARTPHONE-Nya?

Maka semoga setelah Anda semua membaca tulisan dibawah ini, ada sedikit banyak kesadaran Anda dan saya untuk mulai menahan diri sekuatnya untuk tidak menyalakan dan mengaktifkan HP/GADGET kita selama kita berada dalam pesawat terbang

"Rakyat  Indonesia High-Class, Tapi ..... Huffft." kata seorang Netizen ketika ia menanggapi jatuhnya Pesawat yang beberapa saat lalu kembali terjadi (lagi). ðŸ¤”🤔🤔🤔



Tak henti sampai situ.. 
Sang Netizen pun kemudian meneruskan tulisan akan kegelisahan dirinya terkait dengan terjadinya (kembali) peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air (yang kali ini menimpa JT-610 jurusan Jakarta-Pangkal Pinang) dengan sebuah kisah yang lumayan panjang namun sangat menarik untuk disimak lantaran adanya pembelajaran didalamnya.

Dalam kisahnya, ia menuturkan :

Saya teringat kejadian terbakarnya pesawat Garuda, GA 200 pada tanggal 7 Maret 2007, pukul 07.00 pagi, jurusan Jakarta-Yogyaka rta di Bandara Adisucipto. Kejadian itu sungguh menyayat hati dan perasaan.

Lalu hari ini? Pesawat Udara Lion Air JT- 610  tersebar foto dan video saat pesawat dalam keadaan buruk..dan pesawat jatuh kemudian menelan korban banyak.

Dan mengenai keadaan buruk yang saya maksudkan disini sontak mengingatkan saya pada sebuah cerita...

Suatu ketika, saya sedang terbang ke Batam dengan menggunakan pesawat Garuda juga. Di dalam pesawat tersebut, saya duduk disamping seorang warga Jerman. 

Pada saat itu dia merasa sangat gusar dan terlihat marah, karena tiba-tiba mendengar suara handphone tanda sms masuk dari salah satu penumpang, dimana pada saat itu pesawat dalam posisi mau mendarat. Orang ini terlihat ingin menegur tetapi tidak berdaya karena bukan merupakan tugasnya.

Dan tentu saja, saya langsung bertanya pada orang Jerman tersebut. Kenapa tiba-tiba dia bersikap seperti itu?

Tak lama kemudian dia bercerita bahwa dia adalah manager salah satu perusahaan industri, dimana dia adalah supervisor khusus mesin turbin. 

Saat dia melaksanakan tugasnya, pernah suatu ketika mesin turbin yang masih menjadi bagian dari tanggung jawab profesinya entah kenapa mati secara tiba-tibas. Dan setelah diselidiki? 

Ternyata sebelum mesin turbin tersebut tiba-tiba mati, ada salah satu petugas sedang menggunakan HP didalam ruangan mesin turbin tersebut. Dan kemudian..

Orang Jerman ini menjelaskan bahwa apabila frekwensi HP dengan mesin turbin ini kebetulan sama dan sinergi ini akan berakibat mengganggu jalannya turbin tersebut. Dan lebih fatal lagi?

Hal tersebut pun mengakibatkan turbin bisa langsung mati.

Nah terkait dengan kejadian tersebut dan jika kejadian ini dihubungkan dengan kejadian jatuhnya pesawat Lion Air yang salah satu dugaannya adalah dikarenakan kerusakan salah satu mesin pesawat tersebut? 

Maka tentu saja kebiasaan memainkan gadget dan Smartphone dengan cara yang GAK SMART karena sama sekali tidak memperhatikan tempat dan waktu.. maka Hipotesa matinya mesin turbin tadi pun bisa jadi merupakan sesuatu yang sangat masuk akal.

Sang Netizen tadi pun menambahkan :

"Rakyat kita ini memang High Class.. Handphone nya Mahal, Transportasi pake pesawat. Tapi sayangnya masih banyak diantara mereka yang tidak NGEH.. belum NGEH atau pura-pura nggak NGEH bahwa menyalakan gadget dimoment yang tidak diperbolehkan selama berada dalam pesawat (terlebih selama dalam moment akan terbang atau menuju mendarat)... semata-mata adalah DEMI KESELAMATAN ANDA SENDIRI."

Buat yang belum tahu, kenapa gak boleh menyalakan Handphone di pesawat, berikut penjelasannya:

Sekedar untuk informasi saja.. 

Mungkin rekan-rekan semua sudah mendengar berita mengenai kecelakaan pesawat yang sedang "take-off" dari Lanud Polonia -Medan, yang ceritanya begitu kesohor itu. Walau memang sampai saat ini penyebab kejadian tersebut belum diketahui dengan pasti? 

Tapi ada satu hal yang memang layak jadi perhatian khususnya bagi Anda semua yang memiliki dan menggunakan ponsel/telpon genggam atau apapun istilahnya. Ternyata..

Menurut sumber informasi yang didapat dari ASRS (Aviation Safety Reporting System) bahwa ponsel mempunyai kontributor yang besar terhadap keselamatan penerbangan. Sudah banyak kasus kecelakaan pesawat terbang yang terjadi akibatkan oleh ponsel.

Mungkin informasi dibawah ini dapat bermanfaat untuk kita semua, terlebih yang sering menggunakan pesawat terbang. Contoh kasusnya antara lain:

  1. Pesawat Crossair dengan nomor penerbangan LX498 baru saja "take-off" dari bandara Zurich, Swiss. Sebentar kemudian pesawat menukik jatuh. Sepuluh penumpangnya tewas. Penyelidik menemukan bukti adanya gangguan sinyal ponsel terhadap sistem kemudi pesawat.
  2. Sebuah pesawat Slovenia Air dalam penerbangan menuju Sarajevo melakukan pendaratan darurat karena sistem alarm di kokpit penerbang terus meraung-raung. Ternyata, sebuah ponsel di dalam kopor dibagasi lupa dimatikan, dan menyebabkan gangguan terhadap sistem navigasi.
  3. Boeing 747 Qantas tiba-tiba miring ke satu sisi dan mendaki lagi setinggi 700 kaki justru ketika sedang "final approach" untuk "landing" di bandara Heathrow, London. Penyebabnya adalah karena tiga penumpang belum mematikan komputer, CD player, dan electronic game masing-masing (The Australian, 23-9-1998).
Seperti yang juga kita tahu di Indonesia? 

Begitu roda-roda pesawat menjejak landasan, langsung saja terdengar bunyi beberapa ponsel yang baru saja diaktifkan.
Para "pelanggar hukum" itu seolah-olah tak mengerti, bahwa perbuatan mereka dapat mencelakai penumpang lain, disamping merupakan gangguan (nuisance) terhadap kenyamanan orang lain.

Dapat dimaklumi, mereka pada umumnya memang belum memahami tatakrama menggunakan ponsel, disamping juga belum mengerti bahaya yang dapat ditimbulkan ponsel dan alat elektronik lainnya terhadap sistem navigasi dan kemudi pesawat terbang.

Untuk itulah ponsel harus dimatikan (dan tidak hanya di-switch agar tidak berdering selama berada di dalam pesawat)

Berikut merupakan bentuk ganguan-gangguan-gangguan yang terjadi di pesawat (akibat tidak dihiraukannya larangan menyalakan ponsel maupun gadget selama berada didalam pesawat):


  1. Arah terbang melenceng, 
  2. Indikator HSI (Horizontal Situation Indicator) terganggu, 
  3. Gangguan penyebab VOR (VHF Omnidirectional Receiver) tak terdengar,
  4. Gangguan sistem navigasi, 
  5. Gangguan frekuensi komunikasi, 
  6. Gangguan indikator bahan bakar,
  7. Gangguan sistem kemudi otomatis
Yang kesemua gangguan diatas diakibatkan oleh masih aktifnya ponsel Anda selalu ada didalam pesawat

Sedangkan gangguan lainnya seperti Gangguan arah kompas komputer diakibatkan oleh CD & game Gangguan indikator CDI (Course Deviation Indicator) diakibatkan oleh gameboy.

Dan semua informasi diatas adalah bersumber dari ASRS (Aviation Safety Reporting System).

Dengan melihat daftar gangguan diatas? Maka seharusnya kita bisa melihat bahwa bukan saja ketika pesawat sedang terbang, tetapi ketika pesawat sedang bergerak di landasan pun sangat rentan untuk terjadinya gangguan yang cukup besar akibat penggunaan ponsel.

Kebisingan pada headset para penerbang dan terputus-putusnya suara crew pesawat dan juga Bandara mengakibatkan penerbang tak dapat menerima instruksi dari menara pengawas dengan baik.

Untuk Diketahui :

Bahwa ponsel tidak hanya mengirim dan menerima gelombang radio saja, melainkan juga meradiasikan tenaga listrik untuk menjangkau BTS (Base Transceiver Station).

Sebuah ponsel dapat menjangkau BTS yang berjarak 35 kilometer. Artinya, pada ketinggian 30.000 kaki, sebuah ponsel bisa menjangkau ratusan BTS yang berada dibawahnya. (Di Jakarta saja diperkirakan ada sekitar 600 BTS yang semuanya dapat sekaligus terjangkau oleh sebuah ponsel aktif di pesawat terbang yang sedang bergerak di atas Jakarta).

Maka sebagai mahluk modern, sebaiknya kita ingat bahwa pelanggaran hukum adalah juga pelanggaran etika. "Tidakkah kita malu dianggap sebagai orang yang tidak peduli akan keselamatan orang lain, melanggar hukum, dan sekaligus tidak tahu tata krama?"

Sekiranya bila kita naik pesawat, bersabarlah sebentar.

Semua orang tahu kita memiliki ponsel. Semua orang tahu kita sedang bergegas. Semua orang tahu kita orang penting.

Tetapi, demi keselamatan sesama, dan demi sopan santun menghargai sesama, janganlah mengaktifkan ponsel selama di dalam pesawat terbang.

Semoga suatu hari rakyat kita bisa sedikit lebih SADAR akan PENTING nya keselamatan. Dan keselamatan itu?

Salah satu upaya kita untuk menjaga keselamatan itu adalah dengan mematuhi keseluruhan pesan dan tata aturan yang telah ditegakkan dan diberlakukan dihampir semua maskapai penerbangan

Terakhir..!!
Tulisan yang Pakde Fu Ambil dari WA Grup ini mengingatkan kita bahwa :

Secerdas apapun HP yang anda miliki? Maka imbangilah kecerdasan HP Anda dengan kecerdasan pemiliknya. Matikan HP anda disaat Anda sudah masuk ke pesawat terbang.

"Karena keselamatan Anda jauh lebih penting daripada gaya Anda yang jika tidak tepat tempatnya? Bisa jadi akan menghadirkan banyak bahaya untuk siapapun disekitar Anda."

Dan pada kesempatan kali ini, izinkan pula saya, Pakde Fu untuk mengucapkan :

Turut berdukacita sedalam dalamnya atas kejadian jatuhnya Pesawat Lion Air JT-610 Jakarta- Pangkal Pinang. 

"Semoga masih ada keajaiban-Nya yang meliputi pencarian korban jatuhnya pesawat tersebut."

Aaaamiiin Ya Rabbal Alamiiin

Catatan :
Tulisan ini dibuat dalam rangka menjadikan siapapun pembacanya (termasuk Pakde Fu sendiri) melakukan refleksi diri, terutama menyangkut kebiasaan kebiasaan yang mungkin sangat remeh namun apabila kebiasaan tersebut tidak bisa kita kendalikan kapan dan bagaimana mengeksplorasinya?

Hal tersebut pun bisa jadi akan sangat mengundang bahaya. Salah satu contoh kebiasaan yang kerap kali kita anggap remeh tapi memiliki potensi bahaya yang luarbiasa adalah : kebiasaan mengaktifkan Handphone/Smartphone dan gadget di lokasi/kawasan yang dilarang, seperti didalam Kabin Pesawat Terbang.

Tentu saja pelarangan tersebut bukanlah tanpa alasan. Namun alasan terbesar kenapa hal itu (larangan tersebut) diberlakukan adalah demi kebaikan dan keselamatan Anda sendiri.

Dan tulisan ini pun dibuat  dengan tanpa ada maksud memberikan dampak ketersinggungan. Alias dibuat semata untuk menyinggung orang. No..!! Bukan itu.

Jadi saya selaku blogger dari Hypno TarOt Bekasi sama sekali tidak bertanggung jawab atas ketersinggungan yang mungkin Anda rasakan selepas membaca artikel ini. "No TERSINGGUNG. And No BAPERAN."

Sudah saatnya menjadikan informasi yang tersaji justru sebagai bahan perenungan dan juga pembelajaran. "Oke, Kawan..!!"

Sumber Tulisan :

Grup Whatsapp Hypno Parenting STIFIN
Beberapa artikel dan BroadCast berkaitan dengan kecelakaan Pesawat LION AIR JT 610

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENTORING SPESIAL BACA ORANG (Batch 7)

KELAS ONLINE BACA ORANG - Batch 8

FREESTYLE FISIOGNOMY (Batch 5)