Sepenggal Kisah Hidup Penderita Hydrocephalus

"Dan setelah sekian lama, pagi ini entah kenapa saya ingin merenung... LAGI."

"Terlebih setelah istri saya meminta (lagi) untuk mensharingkan lagi kisah saya ini. Kisah Antara saya dan Hydrocephalus yang pernah menjadi amanah spesial dari-Nya. Untuk saya. Juga kedua malaikat penjaga saya yang berwujud BAPAK dan IBU."

By

Fuad Hasan Ch M a.k.a Pakde Fu
Islamic Hypnotherapist -
Professional Tarot Reader -
Maximize The Uniqueness Coach - 
Indonesian Fisiognomy Expert  || 085939969588 (Consultation Number) ||


"Dulu ia lahir dengan normal hingga usia 7 bulan . Namun sebuah AMANAH AJAIB ALLAH bernama HYDROCEPHALUS datang menyapanya. Hingga kemudian hingga hari ini dengan izin-Nya?


Ia menjelma menjadi sesosok pria yang kerapkali memprovokasi kebangkitan kesadaran akan keberadaan sebuah Keajaiban dibalik Keunikan Diri (The Miracle of Uniqueness) sekaligus menginspirasi banyak hati lewat aneka keabsurdan tingkah dan beragam kisah hidupnya yang banyak memberi kesan mendalam lagi indah. Termasuk untuk saya, Ibunya.(Bunda Mus - Ibunda dari Pakde Fu)


KETIKA KAU TANYA AKU TENTANG APA YANG AKU ALAMI SEPANJANG HIDUPKU. "Maka inilah sejujurnya pengakuanku." (Pakde Fu)

👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇


Suatu hari, ibu saya berkata : "Bahwa aku adalah sesosok anak yang istimewa. Sesosok yang semula dianggap biasa saja. Namun ketika usiaku genap 7 bulan? Anggapan bahwa saya adalah anak biasa seperti anak anak pada umumnya seketika berubah cerita ketika dimasa itu (oleh dokter) kedua orangtuaku diberitahukan bahwa : aku didiagnosa menderita penyakit tak biasa. Hydrocephalus, namanya."

Hydrocephalus, sebuah penyakit yang mengakibatkan terjadinya penumpukan cairan di dalam otak sehingga mengakibatkan  tekanan pada otak menjadi meningkat itu (kata ibuku) benar benar kualami saat aku baru berusia 7 bulan. 

Sebuah penyakit yang konon bisa menyebabkan perkembangan fisik maupun intelektualku terganggu pun benar benar menjadi ujian kehidupan yang super serius. Untuk aku yang sebenarnya pada saat itu memang belum tau apa apa. Terlebih untuk kedua malaikat penjagaku (yang entah kenapa memang sepertinya benar benar mewujud dalam bentuk.. rupa dan sikap kedua orang yang kusebut bapak juga ibu).

Belum lagi, ketika penyakit tersebut memiliki komplikasi yang serius? Maka sudah bisa kubayangkan betapa :

Disaat kecilku dulu? 
Saat BaTiTa (Bawah Tiga Tahun) aku dulu..??Bisa jadi adalah fase terberat kehidupan ibu bapakku. 

Terlebih lagi ; 

Pada saat terjadinya peristiwa besar yang melibatkan bapakku.. ibu.. dan juga aku?

Status bapak masihlah SEORANG CALON PEGAWAI yang pada masa itu (periode 1986-1987) gaji perbulannya CUMA ENAM PULUH RIBU. Sementara itu, menurut dokter yang mendiagnosa diriku mengidap Hydrocephalus dulu : 

Agar aku bisa segera dioperasi dan diupayakan tindakan medis terbaik atasku? Bapak dan ibuku harus menyediakan dana sebesar Rp. 2.000.000,- (Dua juta rupiah) di zaman itu.

Bayangkan saja : 

60.000 dibandingkan dengan 2.000.000

Itu tu..


Kalo dibandingin dengan zaman sekarang?
Sama aja kayak PUNYA GAJI 1,5 JUTA tapi kudu menyediakan dana 50 JUTA dengan tenggat waktu penyediaan dana yang memang relatif kudu sesingkat-singkatnya. Dan ibarat sedang berkejaran dengan waktu?

Bapak..
Ibu..

Keduanya benar benar memaksimalkan IKHTIAR TERBAIK untuk mendapatkan dana 2 juta (kala itu) untuk biaya operasiku.


Tapi ...

JUSTRU DISINILAH KEMUDIAN KEAJAIBAN REZEKI TUHAN TERJADI...

Ketika terus berikhtiar untuk mengusahakan dana untuk membiayai operasiku?

Tuhan seketika mendatangkan banyak orang baik yang rela melakukan apapun juga untuk membantu meringankan beban bapak ibuku. 


Bahkan menurut cerita ibu :


Kakek dan nenekku pun kemudian ikut andil juga membantu membiayai operasiku. Mereka? Menjual sebagian ternak dan sawah mereka. Demi apa?


Demi bisa membantu bapak ibuku menyediakan biaya operasi aku.


Dan Alhamdulillah. Ujian pertama.. LULUS.


Tapi yang namanya Kehidupan? Siklus dan polanya entah kenapa memang benar benar seperti SEKOLAH.


Ketika lulus ujian SATU. Maka hadirlah ujian berikutnya...


Dan selepas operasi selesai dilakukan? Ternyata memang ada efek lanjutan yang kemudian mengiringi perjalanan akrabku dimasa lalu dengan Hydrocephalus. Dan efek lanjutan itu ialah..


Aku (kata ibuku) sempat pula mengalami kebutaan selama beberapa waktu. Fisikku melemah. Begitu juga respon diriku atas informasi yang masuk kepadaku. Bahkan karena hal ini kedua orang tuaku pernah sempat mengira : "Inikah penurunan bahkan pertanda cacat fisik dan mental atas diri Fuad kecil?"


Ternyata seiring perjalanan sang waktu, disaat ibu dan bapak sudah pasrah akan takdirku : keajaiban-Nya atas diriku serta terjawabnya doa baik ibu bapakku.. TERJADI LAGI. TERKABUL LAGI. 


Yah, meski secara fisik aku (fuad kecil) kehilangan keseimbanganku. Tapi kecerdasanku masihlah luarbiasa. Bahkan berkembang dengan sangat luarbiasa. Disaat anak seusiaku masih belajar untuk berkata kata?


Aku (Fuad kecil) justru tumbuh dengan kecerdasan linguistiknya yang luarbiasa. Begitu kira kira kata dokter yang mendampingi pertumbuhan masa kecilku kepada ibu dan bapakku. Sebuah ucapan yang kemudian juga aku dengar dan kuingat jelas pernah juga diucapkan oleh Dr. Ali Shahab, dokter bedah syarafku di RSPAD GATOT SUBROTO, dulu. Tepat saat usiaku 7 tahun kala memeriksakan dan mengontrol laju Hydrocephalus yang kala itu masih ada dalam diriku. Dan memang lah benar bahwa : 


"Disela ujian pastilah Tuhan menghadirkan kenikmatannya yang mampu menghadirkan ketenangan dan kedamaian."


Nah makanya .. 


Soal Kenikmatan itu?


Justru adalah tugas kita untuk menggali dan menemukannya. Termasuk ketika saya sendiri menyadari bahwa ternyata yang namanya kehilangan keseimbangan itu bukanlah sesuatu yang menyenangkan. Yang apabila kita tidak segera berdamai dengan itu (keadaan), maka hasilnya adalah.. siksaan.


Pun demikian ketika hal dan kenyataan yang tak menyenangkan itu (seandainya) benar benar terjadi atas diri Anda sekalian?


Ketika kita kita tidak bisa berdamai dengan keadaan? Maka itu artinya kita sedang menarik aneka pola siksaan Kehidupan yang menjadikan semua yang terjadi pada kita benar benar seolah seperti sekumpulan karma buruk atas apa yang kita katakan.. pikirkan hingga batinkan selama menjalani kehidupan.


Dan sebenarnya.. 


Inilah yang menjadi PR saya dan juga anda selama ini : 


"Seberapa bisakah kita menggali pesan baik-Nya dalam setiap episode kehidupan kita?"


"Seberapa bisa kita menghadirkan respon sikap dan rasa yang tepat ketika ada pemancing reaksi yang tiba tiba datang menguji (kesabaran dan keyakinan kita) atas apapun tindakan kita?"


Seperti saya yang di usia 4 tahun baru bisa benar benar berjalan (itu pun dengan masih sangat tertatih) dan kemudian respon tubuh fisik yang lebih lambat dari teman teman yang seusia saya?

Maka diusia saya yang ke -6 hingga usia saya 13 tahun ?

Kalimat SAPAAN HANGAT bernada BULLYAN BANG*AT seperti : "Woii... awas!! Alien lewat...!!!" 


Seolah begitu akrab menyapaku setidaknya dalam perjalanan antara rumah dan sekolahnya di SD Islam Ar- Rahman, Bekasi. 


Akan tetapi..

Lagi lagi disaat satu tekanan/kesulitan datang mendekat?

Tuhan pun menghadirkan pula berbagai sapaan indah dan hangat yang selalu hadir disela berkumpulnya saya dan keluarga atau saya dengan para sahabat.


Maka benarlah firman-Nya yang berkata bahwa : 


"Memang bersama kesulitan itu? Selalu akan ada kemudahan.. kebaikan dan kehangatan yang hadir untuk menenangkan diri kita dalam mengarungi kehidupan."


14-17 tahun : 

Mungkin inilah masa dimana prestasi demi prestasi mulai hadir dan datang dalam kehidupan sehari-hari saya. Aneka karya saya Alhamdulillah kemudian mulai banyak mendapat pengakuan. Tapi...


Berkebalikan dengan fase dimana celaan dan Bullyan silih berganti datang namun selalu diiringi aneka kenikmatan?


Pada fase ini, disaat saya mulai berprestasi dan melahirkan beberapa karya yang menurut saya FENOMENAL (misal masuk tahap kualifikasi karya ilmiah remaja nasional hingga dimuatnya beberapa tulisan karya saya dikoran harian Nasional)?


Saya malah mulai dilanda kebimbangan. Yang ujungnya adalah adanya dan hadirnya perasaan yang menjadikan diri diliputi ketidak pantasan. Ya, pada fase usia saya 14-17 tahun inilah kali pertama saya merasakan jatuh cinta. Dan seperti orang ''normal" pada umumnya?


Jatuh cinta bagi pemuda dengan membawa riwayat Hydrocephalus dalam hidupnya seperti saya pun adalah hal yang sejatinya merupakan fenomena yang memang harusnya biasa aja. Begitupun dengan mereka yang dengan riwayat amanah yang lain yang tak kalah luarbiasanya, maka fenomena jatuh cinta pun seharusnya menjadi moment yang memang biasa aja. Tapi nyatanya?


Banyak juga yang diantara kita berpendapat bahwa yang namanya JATUH CINTA HANYALAH DIPERUNTUKKAN BAGI MEREKA YANG MEMANG HIDUPNYA "NORMAL NORMAL" SAJA. Sementara bagi orang yang memiliki kisah dan riwayat 'luarbiasa'?


Rasanya memang jarang diantara kita yang bisa memaklumi peristiwa itu dengan pemakluman yang biasa aja. Kita? 


Terlanjur men-CAP ANEH siapapun yang sekiranya memang tak sama bahkan cenderungnya lebih berbeda daripada kita. Akibatnya?


Banyak orang yang punya riwayat Kehidupan Yang tak hiasa (seperti saya dulu) pun merasa bahwa yang namanya JATUH CINTA ADALAH SESUATU YANG SANGATLAH BERDOSA.


Dan di fase inilah UNTUK PERTAMA KALINYA 


19-20 tahun: Masa pencarian setelah era kegemilangannya berakhir pun di mulai. Termasuk pencarian yang kemudian membawanya pada sebuah pembelajaran yang lebih dalam akan makna sebuah kata indah. Ya.. Cinta!!

20-24 tahun : Kebimbangan.. kegalauan dan ... pencarian jati diri pun ia terus lakukan diselingi aneka peristiwa penegar diri dan penambah kedewasaan. 

Ya, walo sempat jatuh... dan bahkan sempat ingin menyelesaikan PERJALANAN HIDUPNYA alias BUNUH DIRI lantaran tekanan demi tekanan? Allah masih mengirimkan manusia terbaik untuk menyentilnya.. menamparnya dan menyumpahinya hingga ia tersadar...BAHWA DULU PERNAH ADA SEBUAH KALIMAT DOA DARI BANYAK ORANG. Yeah... "He will be someone spesial..SOMEDAY!!"

24-32 (saat ini) : Masa kebangkitan. Berbagai ilmu pengetahuan dan pemberdayaan diri pun kemudian dipelajari pasca masa keterpurukan. Semua demi satu tujuan ; PEMBUKTIAN.



Dan memang benar. Kini diusia yang ke 33 tahun semua perlahan sudah didapatkan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENTORING SPESIAL BACA ORANG (Batch 7)

KELAS ONLINE BACA ORANG - Batch 8

FREESTYLE FISIOGNOMY (Batch 5)